Assalamua'laikum Wr Wb
Sampurasun
Kali ini saya akan membagikan sebuah artikel yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kalian ya kawan. ini adalah sebuah skenografi atau bisa juga dibilang dengan sebutan naskah.
yo kita simak.
“Agrayudha Dipati Ukur”
Karya : Yosep Yogi A dan
M Sururri P
Dramatic Person
- Dipati Ukur : Seorang Dipati di Tatar Ukur.
- Saribanon : Istri dari Dipati Ukur.
- Kanilaras : Anak dari Saribanon dan Dipati Ukur.
- Kanjeng Susuhunan : Raja Mataram Islam.
- Tumenggung Ronggonoto : Mengganti kedudukan Dipati Ukur.
- Tumenggung Bahureksha : Memimpin penyerangan ke Batavia.
- Senopati Bagus Sutaputra : Senopati Galuh
- Demang Saunggatang : Kakak ipar Dipati Ukur.
- Umbul Siandaka : Menantu Dipati Ukur.
- Umbul Astramanggala : Pemimpin pasukan Cihaurbeti.
- Umbul Samahita : Pemimpin pasukan Sindangkasih.
- Umbul Wirawangsa : Pemimpin pasukan Sukapura.
- Ki Sena : Abdi setia Dipati Ukur.
- Emban
- Tentara V.O.C
- Prajurit Tatar Ukur
- Prajurit Mataram
-Rakyat
Naskah ini dibuat berdasarkan dari beberapa sumber :
- Dr. Edi S. Ekadjati. “ Ceritera Dipati Ukur ”. Pustaka Jaya, 1982
- Godi Suwarna. Naskah Drama “ Durmayuda ”. Dokumen Naskah Drama Unit Teater Mahasiswa IKIP Bandung (Teater Lakon) dengan kode arsip LNS 027, 1988
- Rabin Hardjadibrata, Dipati Ukur : “ Was it the Week that Ushered 350 Years of Dutch Rule?. ” Pusat Studi Sunda, 2009
- R.D. Asikin Widjajakoesoema. “ Sadjarah Sumedang ”. Firma Dana Guru, 1960
- M. Ryzki Wiryawan. “ Dipati Ukur, an Honourable Hero or a Legendary Loser ”
- Sumardinata, Rohendy dan Supis. “ Dipati Ukur jilid I--II. ” Bandung: Daya Sunda Pusat. 1959/60
- Zaenal Hakim, “PRIBADI DIPATI UKUR PAHLAWAN TATAR SUNDA “.
Prolog
Sejarah merupakan hal penting dari peristiwa yang pernah
ada dimasa lalu. Jawa Barat merupakan bagian negara Indonesia, kehadirannya
tidak luput dari perjalanan sejarah yang melatarinya, terutama dalam mencapai kemerdekaan dalam
otoritas kewilayahan. Otoritas ke daerahan menjadi topik sentral dalam sejarah
yang tak pernah lepas dari para pemukanya. Meskipun pahit, kelu, dan penuh
tragedi yang memilukan. Sejarah tak mungkin dilupakan bahkan menjadi acuan kuat
untuk diangkat dalam perwujudan seni. Karena dengan penyampaian melalui seni merupakan sarana yang efektif untuk berekspresi keindahan dan
berbagi pesan moral untuk sesama manusia.
Atas dasar itulah, kami Mahasiswa Pendidikan Seni Tari
Angkatan 2012 Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI akan menampilkan sebuah
kisah bernilai sejarah, yang akan dikemas dalam bentuk dramatari dengan lakon “Agrayudha
Dipati Ukur”
Kami berharap melalui pergelaran dramatari “Agrayudha
Dipati Ukur” dapat berkontribusi besar dalam menciptakan peristiwa
budaya melalui media pertunjukan tari dalam melestarikan dan mengembangkan
kreativitas seni berakar khasanah kesenian dan nilai-nilai sejarah Jawa Barat.
Sinopsis
Agrayudha Dipati Ukur, ini kisah sarat sejarah. Mengangkat seorang tokoh Adipati di Tatar Ukur, yang berada di
bawah kekuasaan kerajaan Mataram.
Politik licik menyeruak dalam emban tugas melawan kompeni. Lama sudah menunggu di medan perang.
Utusan Mataram pun tak kunjung datang. Kabar buruk, memaksa Dipati Ukur kembali ke Tatar Ukur. Kepedihan, kesal, murka dan benci menjadi satu, Dipati ukur menyaksikan Saribanon bersimbah darah tak bernyawa. Negara dan harga diri yang ku junjung tuk mengabdi, kini telah dikhianati.
Pupus sudah harapanku “ Ngabangkang
lain kahayang, khianat
lain muslihat,
sulaya jangji bebela nagri, tega pati batan ilang ajen diri ”.
Narasi
Kacarios
Kanjeung Dipati Ukur ngabeudeuga
Lir
ibarat lodaya bodas nu keur bebela di Tatar Ukur lemah caina
Ngadeug ngantos di
medan laga, mung nu diantos duka kamana
kapeurih, kanyeuri, kaambeuk nu jadi hiji
kapeurih, kanyeuri, kaambeuk nu jadi hiji
“Ieu Kaula, ngabangkang
lain kahayang, khianat lain muslihat, sulaya jangji bebela nagri, tega pati batan ilang ajen diri”.
Gimmik
Latar Tempat :
Medan Perang dan Keraton Mataram
Waktu :
Malam
Deskripsi Cerita
Terjadinya
peperangan antara Mataram melawan Sampang, dan Mataram akhirnya berhasil di
pukul mundur oleh Sampang.
Kekalahan
ini mengakibatkan Raden Angga Gempol pemimpin pasukan penyerangan diberi
hukuman pancung oleh Kanjeng Susuhunan karena kegagalannya.
Tumenggung
Ronggonoto dan Tumenggung Narapaksa telah berada ditempat. Disusul
dengan kedatangan algojo yang membawa Raden Angga Gempol dan Dipati Ukur, untuk
diberi hukuman pancung, dan Kanjeng Susuhunan datang dan semua memberi hormat.
Raden
Angga Gempol dibawa oleh algojo untuk dipancung. Dipati
Ukur menyaksikan pemancungan Raden Angga Gempol tersebut yang diperintah
langsung oleh Kanjeng Susuhunan.
Algojo
akhirnya membawa Dipati Ukur namun Dipati Ukur menolak dipancung Dipati Ukur bersujud
dan melontarkan permohonan maaf dan berjanji kepada Kanjeng Susuhunan untuk
menggempur V.O.C di Sunda Kalapa, Batavia.
Dipati
Ukur : Hampura gusti, kuring eleh di palagan
yudha.
Ngan kuring janji, satungtung nyawa kakurung ku iga,
Batavia rek di gempur !
Ngan kuring janji, satungtung nyawa kakurung ku iga,
Batavia rek di gempur !
Kanjeng
Susuhunan : Alus jurit.
Maneh
bakal dibaturan ku Tumenggung Bahureksha.
Tatar
Ukur rek dititipkeun ka Tumenggung Ronggonoto
Ngan
mun maneh eleh deui, beuheng taruhana !
Babak 1
Tempat : Tatar Ukur, Padaleman Tatar Ukur
Tempat : Tatar Ukur, Padaleman Tatar Ukur
Adegan 1, Perpisahan Dipati Ukur dengan Saribanon
Latar Tempat :
Taman Padaleman Tatar Ukur
Waktu :
Sore
Deskripsi Cerita
Emban dan Saribanon berada di taman padaleman tatar Ukur sedang menikmati suasana disore itu. Kanilaras pun datang dan menceritakan kegelisahan memikirkan ayahandanya yang tak kunjung pulang, Saribanon pun berusaha menenangkan hati anaknya.
Deskripsi Cerita
Emban dan Saribanon berada di taman padaleman tatar Ukur sedang menikmati suasana disore itu. Kanilaras pun datang dan menceritakan kegelisahan memikirkan ayahandanya yang tak kunjung pulang, Saribanon pun berusaha menenangkan hati anaknya.
Dipati
Ukur, Demang dan Umbul tiba di padaleman Tatar Ukur. Dipati Ukur pun melepas kerinduan
dengan Saribanon.
Tak
lama, Demang dan Umbul datang menjemput Dipati Ukur untuk berangkat menuju
Batavia.
Dipati
Ukur : Saribanon bojo akang, Kanilaras putri
kaula.
Sanajan masih aya kasono nu teu aya papadana.
Dina waktu ayeuna akang baris mancen tugas kudu kapalagan yudha,
keur ngagempur musuh di Batavia.
Wayahna, anjeun kudu ngukut ka simpek di Tatar Ukur.
Sanajan masih aya kasono nu teu aya papadana.
Dina waktu ayeuna akang baris mancen tugas kudu kapalagan yudha,
keur ngagempur musuh di Batavia.
Wayahna, anjeun kudu ngukut ka simpek di Tatar Ukur.
Dipati
Ukur beserta Demang dan para Umbul pun pergi, beserta barisan
prajurit Tatar Ukur.
kepergian Dipati Ukur membuat Saribanon dan Kanilaras pun bersedih hati.
Kanilaras pun pergi tak tahan karena ditinggalkan oleh ayahnya Dipati Ukur
dan juga kekasih hatinya Umbul Siandaka.
Saribanon membiarkan Kanilaras pergi agar hatinya tenang
dan Saribanon mulai merasakan kesedihan yang lebih mendalam
saat Kanilaras pergi.
prajurit Tatar Ukur.
kepergian Dipati Ukur membuat Saribanon dan Kanilaras pun bersedih hati.
Kanilaras pun pergi tak tahan karena ditinggalkan oleh ayahnya Dipati Ukur
dan juga kekasih hatinya Umbul Siandaka.
Saribanon membiarkan Kanilaras pergi agar hatinya tenang
dan Saribanon mulai merasakan kesedihan yang lebih mendalam
saat Kanilaras pergi.
Adegan
2, Tumenggung Ronggonoto
Latar
Tempat : Taman Padaleman Tatar Ukur
Waktu : Sore lembayung
Deskripsi Cerita
Deskripsi Cerita
Tumenggung
Ronggonoto dan pasukannya telah tiba di padaleman Tatar Ukur, memperkenalkan diri bahwa dia adalah utusan
Kanjeng Susuhunan untuk menggantikan pemerintahan sementara di Tatar Ukur.
T
Ronggonoto : Yeuh Nyai Adipati Ukur,
kula Tumenggung Ronggonoto kapancenan tugas
ti Kanjeng Susuhunan Mataram,
kanggo ngagentoskeun samentawis kadudukan Dipati Ukur.
“ehhhhhh Saribanon hhhahaha”
kula Tumenggung Ronggonoto kapancenan tugas
ti Kanjeng Susuhunan Mataram,
kanggo ngagentoskeun samentawis kadudukan Dipati Ukur.
“ehhhhhh Saribanon hhhahaha”
Saribanon
pun memberi hormat dan pamit pergi.
Melihat Saribanon yang begitu cantik
Tumenggung Ronggonoto pun mulai tertarik
Melihat Saribanon yang begitu cantik
Tumenggung Ronggonoto pun mulai tertarik
dan mulai mempunyai niat
buruk terhadap Tatar Ukur
terlebih Saribanon.
terlebih Saribanon.
Babak 2
Latar Tempat : Tatar
Ukur
Adegan 1, Rakyat Tatar Ukur
Latar Tempat :
Tatar Ukur
Waktu :
Pagi sampai sore
Deskripsi Cerita
Rakyat
Tatar Ukur melakukan aktifitas dari berangkat mencari bahan untuk makan dan
berjualan di pasar.
Adegan
2, Kasenian Kabudayaan
Latar Tempat :
Tatar Ukur
Waktu :
Menjelang Malam
Deskripsi Cerita
Pada saat menjelang malam,
tiba-tiba Tatar Ukur didatangi rombongan ketuk tiluan
yang akhirnya membuat malam itu menjadi ramai
banyak rakyat yang berdatangan menyaksikanya,
bahkan Tumenggung Ronggonoto dan pasukannya
tertarik untuk menyaksikannya dan ikut bersenang-senang didalamnya,
namun disini lah mulai terjadi huru-hara.
Pada saat menjelang malam,
tiba-tiba Tatar Ukur didatangi rombongan ketuk tiluan
yang akhirnya membuat malam itu menjadi ramai
banyak rakyat yang berdatangan menyaksikanya,
bahkan Tumenggung Ronggonoto dan pasukannya
tertarik untuk menyaksikannya dan ikut bersenang-senang didalamnya,
namun disini lah mulai terjadi huru-hara.
Adegan
3, Tumenggung Ronggonoto Mengobrak-abrik Rakyat Tatar Ukur
Latar Tempat :
Tatar Ukur
Waktu :
Malam
Deskripsi Cerita
Deskripsi Cerita
Rakyat
Tatar Ukur sedang bersenang-senang menikmati hiburan ini, tapi semua berubah
saat, prajurit Ronggonoto mulai melecehkan ronggeng. Ronggonoto dan pasukannya
mulai meresahkan ketentraman rakyat Ukur.
Setelah
puas dengan apa yang dia lakukan Ronggonoto dan pasukannya pun pergi.
Adegan
4, Keresahan Saribanon
Latar Tempat :
Tatar Ukur
Waktu :
Malam
Deskripsi Cerita
Deskripsi Cerita
Saribanon
datang untuk melihat keadaan rakyatnya, tapi apa yang Saribanon dapat, hanya
jerit tangis dan darah yang sedang menimpa rakyatnya.
Saribanon
tak kuat melihat keadaan rakyatnya.
Akhirnya
memerintahkan Ki Sena untuk menceritakan semua tragedi yang terjadi di Tatar Ukur
kepada Dipati Ukur.
Saribanon : Ki
Sena !
Dugikeun ka
Kakang Dipati Ukur
Tatar Ukur
ngagunasika !
Ki
Sena pun pergi.
Saribanon meratapi semua yang terjadi
kepada rakyatnya.
Babak 3
Latar
Tempat : Sunda Kalapa
Adegan
1, V.O.C
Latar
Tempat : Sunda Kalapa
Waktu :
Pagi ke Siang
Deskripsi Cerita
Pasukan V.O.C sedang berjaga dan memantau pekerjaan rakyat agar mereka
bekerja terus menerus. Mereka melakukan rakyat seperti hewan dan tak punya harga diri
yang kita kenal sebagai kerja rodi.
Pasukan V.O.C sedang berjaga dan memantau pekerjaan rakyat agar mereka
bekerja terus menerus. Mereka melakukan rakyat seperti hewan dan tak punya harga diri
yang kita kenal sebagai kerja rodi.
Adegan
2, Tatar Ukur melawan V.O.C
Latar
Tempat : Sunda Kalapa
Waktu :
Siang
Deskripsi Cerita
V.O.C sedang beristirahat karena sudah memantau
rakyat.
Dipati
Ukur beserta pasukannya, memanfaatkan situasi ini dengan masuk dan langsung
mengahajar pasukan V.O.C, peperangan pun di mulai.
Dipati Ukur menunjukan kesaktiannya dengan
menghantam seluruh pasukan V.O.C sendirian. Namun apalah daya, prajurit Tatar
Ukur tetap tidak kuat melawan pasukan V.O.C.
V.O.C
akhirnya berhasil memukul mundur Dipati Ukur beserta prajurit Tatar Ukur, dan
akhirnya Dipati Ukur terpaksa kembali ke Bayangbang untuk menunggu bala bantuan
dari Mataram.
Babak 4
Latar tempat : Bayangbang,
Karawang
Adegan
1, Kebimbangan Dipati Ukur
Latar Tempat :
Bayangbang
Waktu :
Malam
Deskripsi cerita
Dipati
Ukur dan Pasukannya kembali ke Bayangbang dan menunggu kedatangan
utusan
mataram yang akan membantu menyerang V.O.C.
Dipati
Ukur sedang merasa gelisah, atas kekalahannya dipenyerangan pertama, ditambah
lagi terbenak didalam pikirannya tanda tanya besar yang menyelimuti dirinya
“Mengapa tanah yang dipimpinnya malah dijajah oleh orang yang diabdinya”.
Demang
dan Umbul masuk dengan lelah dan lemas atas kekalahannya melawan V.O.C.
Adegan
2, Mendapat Kabar dari Ki Sena
Latar Tempat :
Bayangbang
Waktu :
Tengah Malam
Deskripsi Cerita
Disaat
Dipati Ukur, Demang Saunggatang dan para Umbul sedang melakukan perbincangan,
tiba-tiba seorang dari kejauhan datang sambil tergesa-gesa dan berteriak
memanggil Dipati Ukur.
Ki
Sena : Sampurasun Gusti Dipati !
Tatar
Ukur aya nu ngagunasika, sadayana ieu cukang lantarana nyaeta
Tumenggung
Ronggonoto !
Kula
amit Gusti
Ki Sena pun pamit pergi.
Adegan
3, Permasalahan Muncul
Latar Tempat :
Bayangbang
Waktu :
Tengah Malam
Deskripsi Cerita
Setelah
Dipati Ukur mendengar kabar dari Ki Sena, Dipati Ukur menyuruh Demang dan Para
Umbul untuk berunding membuat suatu keputusan.
Pembicaraan
ini menimbulkan perdebatan antara Demang Saunggatang dan Umbul Siandaka dengan
Umbul Astramanggala, Umbul Samahita dan Umbul Wirawangsa.
Karena
tidak ada solusi dan hanya menimbulkan masalah, akhirnya Dipati Ukur pun meleraikan
perdebatan itu dan memilih keputusan untuk pergi ke Tatar Ukur besok.
Dipatiukur : Menggeus
!
Urang
tangtukeun ayena, saha nu balik ka Tatar Ukur ?
Saha nu rek
nyerang ka Batavia ?
Kuring rek
mulang, Tatar Ukur aya nu ngagunasika !
3
Umbul : Kaula nu rek ngagempur Batavia !
Demang
Saunggatang dan Umbul Siandaka, patuh terhadap keputusan Dipati Ukur, Sedangkan
ke 3 Umbul yang lain lebih memilih berdiam diri di Bayangbang menunggu kedatang Tumenggung Bahureksha beserta pasukan Mataram dan menyerang
V.O.C di Batavia. Yang akhirnya Dipati Ukur, Demang Saunggatang dan Umbul
Siandaka pulang ke Tatar Ukur, sedangkan Umbul Astramanggala, Umbul Wirawangsa,
dan Umbul Samahita pergi ke Karawang.
Babak 5
Latar tempat : Tatar Ukur
Latar tempat : Tatar Ukur
Adegan
1, kegelisahan Saribanon dan kanilaras
Latar Tempat :
Taman, Padaleman Tatar Ukur
Waktu :
Sore
Deskripsi Cerita
Kanilaras yang sedang berada di taman padaleman
tatar Ukur sedang merasakan
kerinduan
yang mendalam kepada Umbul Siandaka.
Saribanon
masuk dan mencoba menenangkan hati anaknya, walaupun dirinya sendiri sedang
merasakan hal yang sama.
Tumenggung
Ronggonoto datang tanpa permisi yang membuat kanilaras marah dan berusaha
menghampirinya, namun dengan sigap tangan Saribanon menahan tingkah laku
anaknya, menyuruhnya untuk masuk ke padaleman.
Adegan
2, Terbunuhnya Saribanon
Latar Tempat :
Taman, Padaleman Tatar Ukur
Waktu :
Sore
Deskripsi Cerita
Kanilaras
pun pergi dengan kesal, dan emban diperintahkan oleh Saribanon Untuk menyusul
dan menemaninya.
Tumenggung
Ronggonoto mulai melakukan niat buruknya terhadap Saribanon.
Tumenggung
Ronggonoto mulai menghasut Saribanon dengan membawa kabar palsu, bahwa Dipati Ukur dan pasukannya
telah gugur di medan perang.
Akibat
mendengar kabar dari Tumenggung Ronggonoto, terguncanglah hati Saribanon pada
saat itu yang membuat dirinya terdiam terpaku.
Tumenggung
Ronggonoto membujuk Saribanon untuk menerima lamarannya.
Kesal
karena tidak ada jawaban, Tumenggung Ronggonoto memaksa Saribanon untuk
menerima lamarannya dengan keris yang terhunus.
Saribanon
pun menerima lamaran Tumenggung Ronggonoto dengan menancapkan keris kepada
tubuhnya sendiri.
Adegan
3, Pertikaian Dipati Ukur dan Ronggonoto
Latar Tempat :
Taman, Padaleman Tatar Ukur
Waktu :
Sore
Deskripsi Cerita
Kanilaras
mendengar sebuah keributan dan datang menghampiri ibunya, penasaran sedang terjadi apa sampai ibunya tergeletak.
Dengan
sigap kanilaras menghampiri ibunya, Kanilaras tersentak menjerit histeris menangis tak kuasa melihat ibu yang ia
sayangi ternyata telah tiada.
Dipati Ukur telah tiba, namun bukan sambutan hangat yang ia dapat,
malah darah lah yang menyambut kedatangannya, darah dari Saribanon istri tercintanya.
Dipati Ukur murka dan ingin menghabisi Tumenggung Ronggonoto.
Pertikaian
antara Tumenggung Ronggonoto dan Dipati Ukur pun tidak terelakan, yang membuat
Tumenggung Ronggonoto terbunuh oleh keris Dipati Ukur.
Adegan
4, Keresahan Dipati Ukur
Latar Tempat :
Taman, Padaleman Tatar Ukur
Waktu :
Malam
Deskripsi Cerita
Dipati Ukur menangis, merenung karena kehilangan Saribanon dan
melihat keadaaan Tatar Ukur yang porak poranda.
Sukmanya hilang yang ada hanya raga tak berjiwa.
Dipati Ukur menangis, merenung karena kehilangan Saribanon dan
melihat keadaaan Tatar Ukur yang porak poranda.
Sukmanya hilang yang ada hanya raga tak berjiwa.
Epilog : Ngarumpuyuk
Ratu Agung kabarengrang kunu hayang Saribanon
Raga di ala
lawan
Palastra, harga
diri nu di pupusti
Panon poe
tunggang gunung, mencrong cahayana beuki beureum
Beuki lila
beuki leutik kasilir ku seungitna malati
Saribanon
Putri geulis
nu tinulis dina bagbagan sajarah
Kiwari
ngaraga sukma disakurna wanoja Sunda.
Babak 6
Latar
Tempat : Kerajaan Mataram dan Gunung Lumbung
Adegan
1, Ending
Latar
Tempat : Kerajaan Mataram dan Gunung Lumbung
Waktu :
Siang
Dipati
Ukur telah berada di Gunung Lumbung bersiap menghadapi serangan dari Mataram.
Sedangkan
di Mataram sedang terjadi gejolak amarah, Karena Dipati Ukur telah membunuh
Tumenggung Ronggonoto dan pasukannya serta Dipati Ukur gagal melawan V.O.C dan
malah pulang kembali ke Tatar Ukur.
Kanjeng
Susuhunan pun murka dan memerintahkan, Senopati Bagus Sutaputra untuk menyerbu
Gunung Lumbung dan menangkap Dipati Ukur.
Senopati Bagus Sutaputra : Dipati Ukur geus ngabangkang
parentah
Kanjeng Susuhunan
Kepung
Gunung Lumbung, Tewak Dipati Ukur !
Dipati
Ukur : Tibatan Kaula jadi antek Mataram,
leuwih hade kaula milih Tatar
Ukur, lemah cai kaula,
Tatar Ki sunda
Prajurit
Tatar Ukur : Lawan Mataram !
Aaaaaaaaaaaaaaa
!
Tonton juga Video "Agrayudha Dipati Ukur"
dan behind the scene tentang kita dari proses dan persiapan untuk tampil
- Sutradara/Dramaturg : Yosep Yogi Anjaeni dan Muhammad Sururri P
- Penulis Naskah : Yosep Yogi Anjaeni dan Muhammad Sururri P
- Koreografer
- Dinar Eka Lazuardi
- Egi Rifaldi
- Uus Yusuf Rizal
- Ardi Lukito
- Komponis : Iwan Gunawan
- Ansamble : Gamelan Kyai Fatahilah
- Stage Manager : Nurlailiyah Ibnu Thamrin dan Ria Oktari
- Lighting : Aji Sangiaji
- Management : Jurusan Pendidikan Seni Tari Angkatan 2012 UPI Bandung
- Ketua Pelaksana : Indra Gandara
- Sekretaris : Shinta Risdiyanti
- Benndahara : Deby Shera dan Lisdiyani
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
Wassalamua'laikum Wr Wb